Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang dipetisi oleh… Kaka “Slank”
Petisi Kaka yang menolak pertambangan bijih besi di pulau Bangka di www.change.org/SaveBangkaIsland, berhasil meraih ribuan dukungan dalam kurang dari sehari
Jakarta, 27 September 2013 – “Sekarang sih Pulau Bangka, besok pulau-pulau yang lain, lama-lama habis semua alam kita!” Begitu kata-kata terakhir vokalis grup band Slank pada petisinya.
Petisi
tersebut ditujukan kepada Bupati Minahasa Utara Sompie Singal dan
Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, agar segera
menghentikan kegiatan pertambangan PT MMP (Mikgro Metal Perdana) pada
pulau Bangka.
Empat tahun lalu Indonesia, yang diwakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mendukung Prakarsa Segitiga Terumbu pada World Ocean Conference
di Manado. Prakarsa itu mengikat 6 pemerintahan untuk mengambil
tindakan cepat dalam mengatasi ancaman terhadap kehidupan laut, pantai,
dan ekosistem pulau-pulau kecil dalam area segitiga terumbu.
Namun
betapa kagetnya Kaka “Slank” ketika tahu pulau yang tak jauh dari
lokasi konferensi itu kini terancam tambang. Pulau Bangka namanya.
“Sekarang sudah ke-4X-nya aku ke Bangka! Alamnya bagus, cantik, bawah laut-nya salah satu yang terbaik! soft coralnya bikin warna lautnya biru muda. Dan kecil banget!” kata Kaka dalam petisi www.change.org/savebangkaisland.
UU
No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Menetapkan larangan aktivitas bisnis atas Pulau Bangka dan kesatuan
ekosistem sekitarnya karena ia masuk kategori wilayah pulau-pulau kecil
(di bawah 5000 Ha). “Jadi kalo bener jadi pertambangan PT MMP (Mikgro Metal Perdana) itu, udah jelas ilegal!” lanjut Kaka.
Menurut Edo Rachman, Ketua Dewan Daerah Walhi Sulut, yang sudah mengawal kasus ini sejak lama, “Pertambangan
ini memiliki dua konsekuensi besar. Yang pertama adalah kerusakan luar
biasa yang akan terjadi pada terumbu karang yang terdapat pada pusat
dari segitiga terumbu karang dunia, yang dapat berdampak serius terhadap
seluruh ekosistem. Yang kedua adalah hancurnya kehidupan ribuan
penduduk bukan hanya di pulau Bangka, tapi juga pulau-pulau sekitarnya,
yang sebagian besar nelayan. Belum lagi banyaknya keluarga yang akan
digusur.”
Harry
Sarundajang juga salah satu peserta Konvensi Partai Demokrat beberapa
waktu lalu. Dalam acara itu, ia menyampaikan ingin mengembangkan
kelebihan Indonesia sebagai negara kepulauan agar menjadi negara maritim
yang diakui di mata dunia.
Kaka
menceritakan bahwa hampir seratus persen penduduk melawan rencana
penambangan. Namun sayangnya Bupati Sompie Singal tetap memaksakan izin
penambangan. Pusat kegiatan PT MMP, perusahaan tambang dari China.
“Terakhir ke sana, keadaan mencekam! Kegiatan awal menambang dikawal
TNI. Masyarakat, seperti di desa Lehunu dan Kahuku memprotes, karena itu
mengancam kesejahteraan warga desa,” tandas Kaka.
Petisi juga menampilkan video yang menceritakan keindahan pulau Bangka, dan penolakan warga terhadap rencana pertambangan: https://www.youtube.com/watch?v=wIlmyFZIiX4 (Preview)
Menurut
Arief Aziz, salah satu pendiri Change.org, ini merupakan salah satu
petisi yang paling cepat bertumbuh dan tersebar pada situs Change.org
Indonesia. “Petisi ini baru langkah pertama Kaka. Hanya dalam waktu
beberapa jam dimulainya petisi, bisa sampai 3000 pendukung! Jika
diabaikan, Kaka berencana untuk meluncurkan petisi internasional”
Kampanye ini merupakan kampanye Kaka bersama WALHI Friends of the Earth Indonesia, Greenpeace, LMND & Tunas Hijau.